Disanksi FIFA, Nasib Ribuan Pemain Terancam
JAKARTA - Pemerintah diharapkan tidak lepas tangan dan ikut bertanggung
jawab pascasanksi FIFA kepada PSSI. Hukuman yang berimbas pada mati surinya
kompetisi serta aktivitas sepak bola itu membuat ribuan orang kehilangan mata
pencaharian utama.
Tuntutan tanggung jawab layak ditujukan ke pemerintah karena dalam surat yang dikirim ke Sekjen PSSI Azwan Karim, FIFA secara tegas menyebutkan bahwa sanksi yang diberikan kepada otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut tak lepas dari intervensi pemerintah.
Hal itu dimulai dari langkah Badan Olahraga Profesional (BOPI) yang memaksakan tidak disertakannya dua klub Indonesia Super League (ISL) Arema Cronus dan Persebaya Surabaya sehingga berimbas ke perizinan dan dilanjutkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang membekukan PSSI.
Tuntutan tanggung jawab layak ditujukan ke pemerintah karena dalam surat yang dikirim ke Sekjen PSSI Azwan Karim, FIFA secara tegas menyebutkan bahwa sanksi yang diberikan kepada otoritas tertinggi sepak bola Indonesia tersebut tak lepas dari intervensi pemerintah.
Hal itu dimulai dari langkah Badan Olahraga Profesional (BOPI) yang memaksakan tidak disertakannya dua klub Indonesia Super League (ISL) Arema Cronus dan Persebaya Surabaya sehingga berimbas ke perizinan dan dilanjutkan Surat Keputusan (SK) Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi yang membekukan PSSI.
http://nasional.sindonews.com/read/1007495/149/disanksi-fifa-nasib-ribuan-pemain-terancam-1433130114
PSSI
adalah sebuah organisasi tertinggi yang telah diakui oleh FIFAuntuk mengatur dan mengelola tentang kegiatan
olahraga persepakbolaan di Indonesia. Sampai pertengahan tahun 2015 PSSI tetap
memegang penuh kendali untuk menggelar dan menjalan kegiatan sepak bola di
Indonesia. Kemenpora adalah lembaga pemerintahan Indonesia yang dipimpin oleh
seorang menteri dan memiliki tugas dan wewenang untuk membidangi urusan pemuda
dan olahraga. Kedudukan organsisasi ini memang sangat kuat dan penting dalam
pembangunan olahraga di Indonesia. Akan tetapi pada hakekatnya Kemenpora tidak
boleh ikut campur tangan dalam urusan rumah tangga PSSI karena hal ini sudah
diatur oleh FIFA.
Akan
tetapi semenjak perubahan menteri pemuda dan olahraga yang dipimpin oleh Imam
Nahrawi ( Menpora baru ) , Menpora selalu ingin ikut campur dalam urusan PSSI
dengan niatan guna memperbaiki trek record sepak bola Indonesia yang kian
menurun. Tidak hanya itu , Menpora juga membuat kebijakan kebijakan yang harus
dipenuhi PSSI beserta klub binaan nya jika ingin menggelar Indonesia Super
League (ISL) 2015 atau yang dikenal sekarang yaitu QNB League. Akan tetapi klub
yang ingin mengikuti liga tersebut tidak setuju terhadap kebijakan menpora dan
tetap berpedoman pada kebijakan yang telah dibuat oleh PSSI dan PT.Liga
Indonesia.
Seiring
dengan bergulirnya liga , akhirnya menpora pun mengeluarkan SK yang ditujukan
untuk PSSI yang berisikan bahwa KEMENPORA telah membekukan PSSI. Dan hal ini
telah diketahui oleh FIFA. Akhirnya PSSI pun memberhentikan liga yang telah
bergulir dan belum ada kejelasan sampai saat ini kapan liga tersebeut akan
bergulir kembali.
Sebenarnya
tindakan memberhentikan liga ini dalam konteks pembekuan PSSI yang dilakukan
oleh Menpora sangatlah tidak tepat. Karena ini sangat amat merugikan diseluruh
aspek yang terlibat dalam bergulirnya liga tersebut. Dalam hal ini dari segi
sponsor, manajemen tim , jajaran pelatih , official hingga pemain pun sangatlah
dirugikan. Tidak hannya liga ISL , liga divisi utama dan liga nusantara pun
turut menjadi korban dalam hal ini. Dari data yang diperoleh ada 18 tim ISL, 59
tim divisi utama dan 400 tim liga nusantara yang berhenti dari kegiatan liga.
Kerugian yang dialami klub tidak lah kecil, bahkan sangat besar karena klub
telah merencanakan berbagai program seperti pemusatan pelatihan dan uji coba
yang pastinya mengeluarkan tidak sedikit dana operasional yang dimilikinya.
Jika
hal ini terus menerus terjadi akan membuat efek buruk juga terhadap pemain,
karena bagi pemain bola hanyalah sepak bola lahan mencari nafkah bagi diri
mereka. Apalagi legiun asing yang bermain di liga Indonesia. Jika tidak ada
liga maka tidak ada lagi yang mereka bisa lakukan selain berpasrah dan berdoa
agar masalah ini cepat seelsai dan liga dapat bergulir kembali.
Tidak
hanya itu, keikutsertaan Persipura dalam liga champion asia pun telah pupus
karena hal ini. Padahal Persipura telah lolos dalam fase kualifikasi dan akan
menuju babak grup untuk mewakili Indonesia dalam gelaran liga tersebut.
Berbagai
cara dan langkah telah dilakukan oleh PSSI agar semua ini dapat kembali
berjalan seperti semula. Akan tetapi dari pihak Kemenpora selalu tidak ada
respon dan jawaban sehingga langkah tersebut tidak menghasilkan apapun. Seharusnya
Kemenpora dan PSSI saling bekerja sama untuk membangun dan memajukan
persepakbolaan Indonesia bukanya saling sikut dan berdualisme dalam hal ini,
karena hanya akan membuat timbul masalah . Semoga hal ini dapat cepat teratasi
dan diselesaikan agar para pecinta sepak bola di tanah air dapat merasakan
kembali uforia dan semangat cinta sepakbola kembali di Indonesia. Karena Indonesia merupakan salah satu negara
dengan antusiasme tinggi dalam hal sepak bola.
0 komentar:
Posting Komentar